Hi quest ,  welcome  |  sign in  |  registered now  |  need help ?

Melahirkan Tanpa Rasa Nyeri dengan Teknik Anestesi

Written By Saiful Bahri on Rabu, 30 Maret 2011 | 23.12


Jakarta, Melahirkan merupakan pengalaman yang membahagiakan sekaligus menyakitkan bagi seorang ibu. Penelitian-penelitian telah dilakukan untuk mengurangi pengalaman menyakitkan saat persalinan, sehingga persalinan dapat memberikan pengalaman yang lebih membahagiakan.

Ilmu Anestesi (Pembiusan) telah memperkenalkan cara baru teknis anestesi untuk persalinan tanpa rasa nyeri, sehingga ibu dapat melahirkan dengan rasa sakit seminimal mungkin. Salah satu teknik pilihan yang dilakukan oleh dokter spesialis anestesi adalah dengan menggunakan teknik anestesi epidural. Epidural adalah ruang antara kedua selaput keras dari sumsum belakang.

Teknik anestesi epidural ini dilakukan serupa dengan teknik anestesi spinal saat operasi. Bedanya adalah pada teknik anestesi spinal, anggota gerak bawah ibu (kaki) akan dengan sengaja 'dilumpuhkan' atau tidak dapat digerakkan dalam jangka waktu tertentu.

Pada teknik anestesi epidural, hanya saraf yang memberikan respon nyeri yang utamanya dilumpuhkan untuk sementara waktu. Teknik ini dilakukan dengan melakukan penyuntikan di daerah punggung untuk dilakukan penempatan suatu kateter kecil yang berguna untuk menyuntikkan obat anestesi epidural.

Obat anestesi epidural akan bekerja selama beberapa jam, yang sebelum efeknya habis, dokter anestesi akan memberikan instruksi untuk memberikan suntikan obat anestesi epidural selanjutnya melalui kateter yang sudah dipasang. Ibu masih dapat melakukan aktivitas seperti biasa karena saraf yang di blok hanyalah saraf yang memberikan rangsang nyeri.

Untuk persalinan, blokade dikhususkan untuk mengurangi rasa sakit di daerah rahim, leher rahim dan bagian atas vagina. Tetapi otot pangul masih dapat melakukan gerakan rotasi kepala bayi untuk keluar dari jalan lahir ibu. Ibu masih bisa mengejan, sehingga masih dapat dilakukan persalinan melalui jalan lahir.

Lebih nyaman lagi, apabila ternyata persalinan harus dilakukan dengan operasi sectio cesarea (SC), dokter anestesi dapat melakukan perubahan komposisi obat untuk dapat menyesuaikan pembiusan untuk operasi.

Selain itu, dengan teknik anestesi ini, ibu masih dalam keadaan sadar selama operasi, sehingga dapat langsung bertemu dengan bayinya di kamar operasi. Ditambah dengan keuntungan lain dimana pasien langsung dapat langsung mobilisasi, tidak seperti teknik anestesi spinal yang harus menunggu paling tidak 24 jam atau sampai dinyatakan aman untuk mobilisasi.

Kelebihan lain dari teknik anestesi epidural adalah dengan teknik ini dapat untuk pembiusan dalam waktu yang lebih lama, tidak seperti teknik anestesi spinal yang terbatas 1-2 jam, sehingga ibu dapat segera melakukan aktivitas normal setelah operasi.

Bila dibandingkan dengan teknik anestesi umum, teknik ini mempunyai kemungkinkan komplikasi paska operasi yang lebih sedikit. Disamping itu, dengan kateter yang telah dipasang dapat pula digunakan untuk pemberian obat anti nyeri langsung pada saraf yang dikehendaki, sehingga nyeri paska operasi juga dapat diminimalkan.

Adalah hak pasien untuk mengetahui prosedur medis yang akan dilakukan padanya. Dan adalah hak pasien untuk menyetujui dan memilih prosedur yang ada.

dr. M. Helmi, Sp.An., MSc.
PhD Research Fellow
Intensive Care Adults Erasmus MC, Kamer H602 's Gravendijkwal 230, 3015CE
Rotterdam, The Netherlands


sumber: detik.com
23.12 | 0 komentar

Sering Bolos Kerja Lebih Rentan Mati Muda

Perth, Kabar gembira bagi karyawan yang tidak pernah bolos kerja, penelitian terbaru menunjukkan bahwa makin rajin bekerja seseorang cenderung makin sehat. Sebaliknya makin sering bolos kerja, kesehatannya memburuk dan lebih rentan mati muda.

Dr Mary Wyatt, peneliti dari Royal Australasian College mengatakan efek tersebut tetap berlaku meskipun seorang karyawan kurang menyukai pekerjaannya. Bagi karyawan yang memang menikmati pekerjaannya, makin sering masuk kerja tentu makin menyehatkan.

Menurut penelitian yang dilakukannya baru-baru ini, seseorang yang absen atau bolos kerja lebih dari 6 bulan cenderung merasa terisolasi kemudian mengalami depresi. Dampaknya, risiko mengalami dorongan untuk bunuh diri meningkat 40 kali lipat.

Selain itu, bolos kerja lebih dari 6 bulan juga berpengaruh terhadap kesehatan fisik karena bolos kerja. Efeknya setara dengan menghisap 10 bungkus rokok dalam sehari, sehingga membahayakan jantung dan pembuluh darah serta dan berisiko mati mendadak.

"Pekerjaan sangat mempengaruhi status kesehatan. Bagi karyawan dengan status sosio-ekonomi rendah, pengaruhnya akan makin terasa," ungkap Dr Wyatt seperti dikutip dari TVNZ, Kamis (31/3/2011).

Menurut Dr Wyatt, seseorang yang terikat dalam rutinitas pekerjaan maka hidupnya cenderung lebih teratur. Lama tidak bekerja bisa membuat perilakunya lebih berisiko, misalnya malas berolahraga meski sebenarnya punya lebih banyak waktu dibandingkan yang rajin bekerja.

Meskipun demikian, dampak dari terlalu lama bolos kerja lebih banyak dirasakan dari sisi kejiwaan. Seseorang yang lama tidak masuk kerja atau tidak punya pekerjaan sama sekali cenderung merasa tidak berguna di lingkungannya sehingga lebih rentan mengalami stres dan depresi.


sumber: detik.com
23.11 | 0 komentar

Konsultasi Dokter

sumber : detik.com

Welcome Guys

Anda Berada di Dunia Dompet Ipunk
Selamat Mendapatkan Informasi Bermanfaat dari Kami

Entri Populer

Dokter apa yang anda sukai

Kalkulator Berat Badan

BB
:

Tinggi Badan
:

Gender
:

sumber : detik.com

Chat

Cari Tahu

sumber : detik.com

Komentar

cari

Data diri saya

Foto saya
Saya adalah seorang pelajar biasa yang bercita-cita berkuliah di Harvard University !

Pengikut

Blog Archives